Digitalmania – Sampah plastik telah menjadi masalah global, daratan dan lautan dipenuhi oleh plastik yang tentu berbahaya bagi keseimbangan ekosistem. Perlu sebuah resolusi untuk menyelesaikan masalah bersama ini. Memulainya, Uni Eropa membuat gebrakan.
Pada hari Rabu kemarin, anggota parlemen Uni Eropa melakukan voting untuk larangan pada 10 plastik sekali pakai termasuk sedotan, alat pemotong, dan pengaduk kopi. Hasilnya, 571 anggota memilih mendukung dan 53 menolak. Keputusan ini menjadikan Uni Eropa negara yang berkomitmen untuk membantu dunia mengatasi masalah sampah plastik.
Wakil Presiden Komisi Pertama UE Frans Timmerman mengatakan pada media “Jika kita tidak bergerak sekarang, jika kita tidak bergerak dengan cepat, Anda akan melihat lebih banyak plastik di lautan daripada ikan.”
Namun ini masih belum final, karena agar larangan penggunaan plastik ini dapat berjalan, mereka perlu mendapat persetujuan dari negara anggota Uni Eropa. Dan beberapa telah menyuarakan kekhwatiran bahwa larangan penggunaan plastik akan sulit untuk diimplementasikan.
Meskipun demikian, Uni Eropa tetap yakin dengan aturan baru ini, karena walaupun sulit tetapi bukan berarti tidak mungkin. Selain itu, mereka juga memberi ruang kepada negara anggota untuk dapat berakselerasi dengan larangan tersebut hingga 2021, sehingga negara-negara Eropa memiliki waktu untuk merencanakan transisi. Waktu yang diberikan juga bertujuan agar negara anggota memiliki pengganti untuk setiap item yang dilarang penggunaannya.
Upaya yang dilakukan Uni Eropa pastinya tidak akan mudah, tetapi harus ada yang memulai dan memberi contoh. Semoga gebrakan yang dilakukan Uni Eropa juga mengetuk negara-negara di Asia, Indonesia salah satunya. Di negara ini penggunaan plastik masih begitu masif, belum lagi kurangnya disiplin warga yang sering membuang sampah sembarangan terutama ke sungai atau kali juga semakin memperburuk keadaaan. Pemerintah harus segera bergerak cepat untuk memikirkan dan mengambil tindakan yang komprehensif dalam penyelesaian masalah sampajh plastik di tanah air. Digitalmania. (AN)