Digitalmania – Sama seperti dokter menggunakan sel T yang dimodifikasi dari sistem kekebalan pasien untuk melawan kanker, startup bioteknologi Rubius Therapeutic mengembangkan terapi penyakit dengan menggunakan sel darah merah.
Rubius berencana untuk melengkapi sel darah merah dengan protein therapeutik yang bisa disesuaikan untuk mengobati kondisi tertentu. Setelah itu, mereka dimasukkan ke dalam tubuh untuk mulai merawat kondisi pasien. Superblood ini hanya akan menyumbang kurang dari 1 persen dari jumlah total darah di tubuh pasien.
Awalnya, perusahaan ini ingin mengembangkan terapi superblood yang menggantikan enzim yang hilang pada pasien yang menderita penyakit langka, serta mengobati penyakit kanker dan gangguan autoimun seperti diabetes tipe 1 dan lupus. Tidak seperti terapi sel-T, terapi sel darah merah tidak perlu dipersonalisasi. Di situs mereka, Rubius mengklaim bahwa mereka hanya memerlukan satu donor universal (seseorang dengan golongan darah negatif O) untuk menghasilkan dosis terapeutik yang cukup untuk mengobati ratusan hingga ribuan pasien yang berbeda.
Rubius telah mengumpulkan dana sejumlah 100 juta dolar, menambah jumlah pengumpulan dana mereka pada bulan Juni 2017 sebesar 120 juta dolar. Penambahan dana ini bertujuan untuk memperkuat fondasi mereka dan memungkinkan untuk mempercepat pengembangan produk Red-Cell Therapeutics (RCT) pertama yang menargetkan pengobatan untuk mereka yang kekurangan enzim, kanker dan penyakit autoimun`
Sampai saat ini Rubius Therapeutic masih berupa konsep, namun perawatan melalui metode superblood merupakan hal yang sangat serius dan akan terus dikembangkan, kemudian dimasukkan melalui uji klinis untuk mengetahui keefektifannya. Jika semuanya berjalan baik, superblood akhirnya bisa disetujui oleh FDA sama seperti terapi sel T tahun lau. Digitalmania. (AN).