Digitalmania – Penambangan mata uang kripto memang menjanjikan keuntungan besar. Karena itu banyak orang dari berbagai profesi tertarik untuk terjun langsung dalam dunia cryptomining, seperti seorang kepala sekolah di provinsi Hunan, Tiongkok.
Pekerjaan sampingannya sebagai penambang dimulai Lei Hua sejak Juni 2017 yang dilakukannya di rumah. Namun, setelah mengetahui bahwa penambangan cryptocurrency menghabiskan biaya listrik yang besar, dia memutuskan untuk memindahkannya ke sekolah. Dia kemudian menambahkan tujuh mesin lagi, dengan wakil kepala sekolah yang terlibat dalam aksi dengan komputer miliknya sendiri.
Lei tertangkap setelah para guru memperhatikan suara mesin yang berdengung. Pemerintah dilaporkan menyita pendapatannya, tetapi sulit untuk memperkirakan berapa banyak yang Lei peroleh karena volatilitas atau kecenderungan nilai mata uang kripto yang sering berubah-ubah di pasar crypto. Sementara pihak sekolah hanya bisa berharap uang pendapatan sitaan tersebut, paling tidak cukup untuk menutupi tagihan listrik sebesar $2.120 atau sekitar 30 juta rupiah lebih selama tahun operasi mereka.
Masalah Dunia
Kita dapat berkaca dari kasus ini yang merupakan peringatan terhadap penambangan mata uang kripto yang dapat membuat seseorang menjadi gelap mata karena mengejar keuntungan semata tanpa menghiraukan kaidah-kaidah kehidupan lainnya. Lebih dari itu, ini juga merupakan peringatan bahwa konsumsi energi penambangan kripto tidak terkendali dan ini terjadi secara global.
Besarnya tagihan memberi kita gambaran betapa besar daya listrik yang digunakan untuk penambangan, padahal ini hanya dilakukan oleh satu orang. Sementara di berbagai tempat lain di belahan bumi ini, ada begitu banyak ornag melakukan penambangan, baik secara individu ataupun kelompok. Mereka setiap hari menyalakan sistem mereka dan secara kolektif menggunakan energi yang cukup untuk mendorong dunia ke jurang bencana iklim.
Dan tidak ada seorang pun yang dapat menghentikan mereka, seperti apa yang dilakukan polisi saat menangkap Lei Hua. Digitalmania.