Digitalmania – Mengurus anak bukan pekerjaan mudah, butuh lebih dari sebuah kesabaran untuk melakukannya. Apalagi sebagai manusia kita memiliki keterbatasan tenaga dan waktu. Tapi, bagaimana ceritanya jika ada robot babysitter?
Berbeda dengan rata-rata orangtua, robot tidak pernah lelah, tidak pernah kesal, atau terganggu, atau tidak sabar. Dan menurut penulis dan ahli etika AI, John C. Havens, itu berarti bot mungkin suatu hari mencuri hak untuk membesarkan anak-anak jauh dari manusia.
“Ketika bicara peran yang bisa digantikan oleh mesin, pekerjaan orangtua sering tidak dibahas. Tapi jika fokus pada efisiensi, mungkin valuasinya bisa di atas manusia di masa depan kita. Jadi mungkin saja bahwa Al mainan, asisten pribadi atau robot pendamping suatu hari nanti bisa menggantikan manusia sebagai orang tua,” kata John menambahkan.
John juga menunjukkan semakin banyak bukti bahwa anak-anak dapat membentuk ikatan dengan proxy orangtua, termasuk smart assistant seperti Amazon Alexa meski kadang hal ini dengan mengorbankan hubungan orang tua/anak.
Dengan kata lain, kita bisa menuju masa depan di mana robot tidak hanya lebih baik daripada manusia di aspek-aspek praktis dari orangtua, tetapi juga disukai oleh anak-anak lebih ibu dan ayah.
“Pada saat itu, pertanyaannya adalah apakah orang tua harus memiliki hak hukum untuk membesarkan anak-anak mereka, sehingga manusia harus mengambil tindakan sekarang untuk menjamin hak pengasuhan sebelum mereka kehilangan kesempatan,” ungkap John lagi.
Kekhawatiran John mungkin terlihat aneh jika dibicarakan di saat sekarang, akan begitu mendominasi sejauh itukah teknologi di masa depan sampai hingga sebuah hubungan manusia yang tidak hanya bicara fisik tapi juga ikatan batin bisa digantikan oleh robot.
Mungkin John garus mngkoreksi lagi pendapatnya, robot punya banyak kelebihan seperti daya tahan yang tidak mengenal lelah dan tidak memiliki emosi. Tapi tidakkah ini menjadi kekurangan robot yang tidka memiliki perasaan dan kasih sayang, yang hidup dalam bentuk program. Digitalmania. (AN)