Digitalmania – Rapid Additively Manufactured Ballistics Ordinance atau yang disingkat RAMBO merupakan senjata terbaru tentara Amerika Serikat, tapi Rambo satu ini bukanlah karakter yang diperankan oleh Sylvester Stallone yang namanya melambung karena memerankan tentara Baret Hijau Amerika bernama John Rambo.
RAMBO adalah senjata hasil dari print 3D, sebelumnya pemerintah Amerika sempat melarang mencetak senjata dengan print 3D. Pro dan kontra terkait permasalahan ini berakhir ketika pemerintah memutuskan melanjutkan proyek ini demi melakukan penghematan biaya.
Hampir semuanya bisa dicetak dengan print 3D, bahkan mencetak sebuah peluncur granat seperti RAMBO. Menyusun sebuah peluncur granat dengan hampir seluruh komponen dibuat dengan print 3D. Seperti membuat laras dan receiver dari peluncur M203 granat yang dimodifikasi, Acquisition Support Center menggunakan laser presisi tinggi sampai obyek dibentuk. Adapun pemicu dan menembak pin, keduanya dicetak dengan print 3D di baja 4340.
Sebuah peluncur granat print 3D bagaimanapun akan sia-sia jika tidak bisa meluncurkan granat, sehingga mereka membuat amunisi sendiri. Amunisi untuk latihan M781 dari aluminium dan kaca diisi nilon dan diuji baik senjata dicetak 3D Oktober lalu. Peluncur granat tidak menunjukkan degradasi bahkan setelah 15 tembakan.
Tetapi untuk saat ini, peluncur granat dari print 3D masih belum bisa diproduksi secara massal, untuk laras dan penerima saja membutuhkan waktu selama 70 jam untuk dicetak dan yang lain setidaknya membutuhkan 5 jam finishing pasca cetak. belum lagi peluncur harus diuji dengan bahan peledak sungguhan. Walau demikian, ini adalah teknologi manufaktur baru yang masih dikembangkan untuk menekan biaya dari produksi serta prototipe. Dan akan ada masanya nanti saat tentara mampu mencetak senjata mereka sendiri atau suku cadangnya, mudah-mudahan teknologi ini kemudian malah digunakan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Digitalmania. (FS).