Digitalmania – Wabah virus Corona masih terus merebak, di Tiongkok tren virus ini menurun bahkan sudah dapat dikendalikan dengan sangat baik oleh pemerintahnya, sementara di berbagai negara lain khususnya Eropa wabah ini malah dalam tren meningkat.
Untuk memantau perkembangan dan penyebaran virus, universitas John Hopskin menciptakan peta digital virus corona untuk melacak bagaimana virus mematikan tersebut menyebar ke seluruh dunia dan menjadi panduan bagi banyak orang bahkan negara, sayangnya para hacker yang sudah tidka punya hati dan belas kasih memanipulasi layanan ini untuk menyebar malware.
Doppelganger
Peneliti keamanan siber menemukan di dunia maya telah beredar secara masif peta digital virus corona palsu untuk mengakali data pengguna, termasuk nama pengguna, kata sandi, nomor kartu kredit, dan informasi sensitif lainnya yang disimpan di peramban pengguna.
peta palsu yang menggunakan antarmuka grafis yang hampir identik dengan John Hopkins menyembunyikan program yang dapat dieksekusi yang membuat file baru di folder file sementara target.
Malware menjaga dirinya tetap hidup saat menyaring file pengguna menggunakan fitur “Task Scheduler” Windows. Metode ini tidak hanya mampu mencuri data tapi juga dapat menginfeksi berbagai malware lainnya juga.
Peta digital virus corona kembaran atau doppelganger ini dapat menipu siapa saja yang tidak hati-hati atau ceroboh membagikan data personalnya ke orang lain. Padahal peta digital asli dapat digunakan secara bebas dan gratis tanpa meminta data pribadi penggunannya.
Bagi sobat digital yang ingin mengggunakan peta digital virus corona, agar berhati-hati, apalagi karena virus corona terus menyebar dan lebih banyak aplikasi dan teknologi dikembangkan untuk memantaunya, kita mungkin akan melihat peningkatan malware corona dan varian malware corona di masa yang akan datang. Digitalmania. (AN)