Digitalmania – Pertumbuhan tenaga surya sedikit melambat, menyusul lompatan besar dari 50,3 gigawatt yang ditambahkan pada 2015 menjadi 77,8 gigawatt yang ditambahkan pada 2016, 81,1 gigawatt kemungkinan akan ditambahkan pada 2017. Namun, GTM Research memperkirakan bahwa pertumbuhan akan terus berlanjut, dengan kapasitas global total Mencapai 871 gigawatt pada tahun 2022.
Namun, energi nuklir masih jauh di depan tenaga surya dalam hal listrik yang dihasilkan, nuklir mampu menghasilkan 2.476.671 gigawatt per jam dibandingkan dengan solar 375.000. Di luar perbedaan energi yang dihasilkan saat ini, Badan Energi Internasional memproyeksikan bahwa tenaga surya bisa menjadi sumber energi terbesar di dunia pada tahun 2050 karena biaya yang turun dan kenyamanan meningkat.
Energi surya dapat membantu kita mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil. Transformasi ini sangat mendesak untuk segera dilakukan karena emisi CO₂ per tahun sebesar 37 gigaton bisa mendatangkan malapetaka di planet ini, yang menyebabkan pemanasan global, cuaca ekstrem, dan jutaan kematian.
Untungnya, membangun panel surya telah menjadi jauh lebih hemat biaya dalam beberapa tahun terakhir, mendorong inisiatif pembangunan panel surya berskala besar di seluruh dunia. Pemerintah Indonesia juga ikut tergerak menggunakan panel surya untuk membangkitkan listrik di daerah-daerah terpencil. Semoga ke depan pemerintah lebih memperhatikan agar panel surya bisa dinikmati rakyat di perkotaan untuk menekan biaya listrik. Digitalmania. (FS)