Digitalmania – Ahli ekologi dunia setiap tahun meneliti lebih dari 135 negara untuk memberikan penilaian terhadap dampak emisi karbon, tingkat polusi udara dan konsumsi energi. Penilaian lain juga dilihat berapa besar mereka mengembangkan energi terbarukan, para ahli juga menilai dari berapa banyak orang telah meninggal akibat kualitas udara yang buruk. Semua diakumulasikan menjadi satu untuk menentukan negara mana yang paling merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat.
Dari hasil penilaian mereka, Arab Saudi menempati peringkat pertama sebagai negara paling beracun di dunia dengan tingkat polusi udara paling tinggi diantara lainnya. Negara kaya minyak lainnya seperti Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat Arab juga berada di puncak daftar. Amerika Serikat menempati posisi 66, lebih baik dari negara-negara seperti Kanada, Tiongkok atau Rusia tetapi lebih buruk dari India dan Inggris. Salah satu kejutan adalah bahwa negara-negara Nordic seperti Islandia dan Norwegia menghabiskan lebih banyak energi daripada yang lain.
Sementara itu, lima besar negara paling sedikit terdampak racun semua terletak di Afrika, negara tersebut adalah Kenya, diikuti oleh Tanzania, Ethiopia, Mozambik, dan Kamerun. Lalu di mana posisi Indonesia? Kita patut bersyukur karena negara kita termasuk dalam 10 besar di dunia dengan menempati posisi ke 7, sebuah prestasi yang patut untuk dibanggakan.
Dalam siaran pers, Jon Whiting mewakili para ahli ekologi mengatakan, “Penelitian ini adalah cara untuk mempermalukan pelanggar terburuk di seluruh dunia. kurangnya tindakan terhadap emisi tidak hanya menempatkan populasi mereka pada risiko penyakit terkait polusi mematikan tetapi juga mengancam masa depan planet kita. Ancaman ini menjadi kekhawatiran untuk generasi mendatang, efeknya sedang kita rasakan sekarang dan sudah memakan korban. Penelitian ini menyoroti kebutuhan bagi setiap negara untuk bertindak cepat dan beralih ke energi terbarukan.” Digitalmania. (VA)