Digitalmania – Enkripsi di Indonesia perlahan akan menjadi kebutuhan dan sudah menjadi kewajiban buat perusahaan atau individu yang terkena imbas General Data Protection Regulation (GDPR) besutan European Union (EU). Mereka yang memiliki bisnis dengan negara-negara Eropa wajib menggunakan enkripsi untuk keamanan data. Kekuatan solusi enkripsi dalam menjaga kerahasiaan data menjadi sorotan yang sangat penting.
Ponemon Institute dalam studi tren global enkripsi 2018 melihat bagaimana penggunaan enkripsi telah berkembang selama 13 tahun terakhir dan teknologi ini memberi dampak positif pada postur keamanan organisasi. 43 persen menyatakan bahwa organisasi mereka memiliki strategi enkripsi yang diterapkan secara konsisten di seluruh perusahaan mereka untuk melindungi data sensitif terhadap penjahat siber, membantu organisasi mengatasi persyaratan kepatuhan GDPR yang kompleks, dan menjaga terhadap kesalahan manusia.
Globalisasi enkripsi di dunia ikut merambah ke Indonesia. PT Prosperita – ESET Indonesia melalui ESET Endpoint Encryption Powered by Deslock ikut berpartisipasi dalam meningkatkan keamanan dunia digital nasional dengan menggunakan teknologi enkripsi mutakhir untuk melindungi keamanan data dari berbagai ancaman serangan siber. Apalagi di era Big Data seperti saat ini dengan eskalasi kejahatan siber yang terus tumbuh signifikan, ESET Endpoint Encrytion akan menutup setiap peluang pencurian dan eksploitasi data.
Enkripsi komprehensif, apa maksudnya?
Teknologi enkripsi yang mumpuni memenuhi seluruh standarisasi yang ada dan memberikan jaminan proteksi menyeluruh pada infrastruktur data tanpa terkecuali. Simak teknologi enkripsi ESET:
-
ESET Endpoint Encryption memiliki aplikasi enkripsi yang kuat dan terdepan dalam teknologi enkripsi. File and Folder Level Encryption (FLE), enkripsi USB & Email dan Full Disk Encryption (FDE), pada kasus pencurian laptop yang dapat menyebabkan hard disk dibaca orang lain, Full Disk Encryption mengamankan data secara keseluruhan sehingga tidak bisa dibaca. Hal ini bisa dimungkinkan karena menggunakan banyak Algoritma enkripsi seperti: AES 256 bit, AES 128 bit, SHA 256 bit, SHA1 160 bit, RSA 1024 bit, Triple DES 112 bit, Blowfish 128 bit.
-
Teknologi enkripsi ESET sudah memenuhi standarisasi yang dikeluarkan oleh Amerika melalui (Federal Information Processing Standard) FIPS 140-2 yang mewajibkan developer untuk mendapatkan sertifikasi agar produknya diakui sebagai bagian dari solusi keamanan. Akreditasi juga diperoleh dari Defence Infosec Product Co-operation Group (DIPCOG) dan CCTM atau Communications Electronic Security Group, organisasi sertifikasi enkripsi di Inggris.
-
Pengelolaan enkripsi pada perangkat removable media, dapat mengamankan data berdasarkan situasi dan kondisi, dimana secara otomatis membuat partisi pada perangkat removable media dan hanya mengizinkan akses ke partisi aman ketika berada di lingkungan yang aman, dan partisi yang tidak aman ketika berada di tempat lain.
-
Dapat mengelola perangkat di mana pun di dunia tanpa memerlukan VPN atau pengecualian firewall. Manajemen ditangani dengan memanfaatkan konektivitas internet HTTPS melalui proxy. Ini menghilangkan kebutuhan akan koneksi masuk yang berisiko, sehingga membuat pengelolaan enkripsi aman dan sederhana untuk bisnis dari semua skala. Semua koneksi klien dan server dienkripsi SSL dan semua perintah dan data dienkripsi AES atau RSA.
-
Menggunakan kunci enkripsi terpusat yang dikelola secara terpusat menghindari masalah yang dihadapi oleh solusi enkripsi yang biasa menggunakan password bersama atau kunci publik. Sistem yang digunakan oleh ESET Endpoint Encryption mencerminkan cara kunci fisik digunakan untuk mengunci rumah, apartemen, mobil, dan lain-lain.
-
Semakin banyak perusahaan yang beralih pada tenaga kerja mobile di mana karyawan tidak hanya bekerja di bandara atau di rumah tetapi juga di kedai kopi atau restoran. Karena itu, untuk mencegah perangkat hilang atau dicuri ESET Endpoint Encryption mampu menonaktifkan atau mengunci perangkat dari jarak jauh.
Laporan investigasi pelanggaran data pada bulan Maret 2018 oleh Verizon diketahui bahwa hampir sepertiga serangan atau 73 persen berasal dari eksternal dan sisanya 28 persen merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh orang dalam atau internal. Laporan didasarkan pada analisis 53.000 insiden di dunia nyata pada tahun ini, termasuk 2.216 pelanggaran data yang dikonfirmasi. Ancaman ini terus meningkat karena masih banyak perusahaan yang belum mengimplementasikan enkripsi dalam strategi keamanan perusahaan mereka.
Yudhi Kukuh, Technical Consultant PT Prosperita – ESET Indonesia dalam keterangannya mengatakan: “Enkripsi merupakan rekomendasi dari General Data Protection Regulation (GDPR) Undang-undang privasi yang digagas oleh Uni Eropa sebagai sebagai salah satu pilihan terbaik dalam perlindungan data, seperti halnya ESET Endpoint Encryption yang telah memenuhi standarisasi dunia menjamin data tetap aman baik dalam penyimpanan maupun saat bergerak.” Digitalmania. (FS).