Digitalmania – Untuk pertama kalinya, ilmuwan berhasil mengembangkan folikel rambut dari sel induk. Periset di Indiana University School of Medicine berhasil mengembangkan metode baru untuk membuat kulit yang berbulu dari sel induk tikus.
Ke depan metode ini diharapkan bisa digunakan sebagai media pengujian penyakit kulit, mengembangkan terapi, atau bahkan mengobati kelainan kulit dan kanker. Penelitian ini dibangun di atas karya tim sebelumnya yang mengembangkan teknik untuk menumbuhkan sel telinga dalam dari sel induk.
Studi terbaru dipimpin oleh Karl Koehler, asisten profesor di IU School of Medicine. Dalam siaran pers IU, Koehler berkata, “Kulit adalah organ kompleks yang sulit diciptakan dan dipertahankan sepenuhnya dalam upaya untuk tujuan penelitian. Studi menunjukkan bagaimana mendorong pengembangan rambut dari kulit tikus yang tumbuh dengan berjalan baik.”
Penelitian ini mengidentifikasi kondisi kultur sel induk yang memungkinkan sel epidermis dan sel-sel tikus dermis membentuk gugus sel berbentuk bola yang disebut “organoid” kulit. Dengan kondisi ini, organoids berkembang seperti kulit dalam embrio. “Setelah sekitar 20 hari, kami takjub melihat organoid kulit menumbuhkan folikel rambut. Akar folikel menonjol dari organoids kulit ke segala arah.” kata Koehler.
Namun, masih ada beberapa kekurangan dari pengembangbiakan kulit ini yang harus diatasi tim sebelum bisa diterapkan dengan cara yang mereka inginkan. Pertama, percobaan ini belum dilakukan dengan sel induk manusia. Selain itu, organoids kulit kehilangan sel imun, pembuluh darah, dan ujung saraf yang biasanya ditemukan pada kulit yang tumbuh di atas tubuh.
Jika tantangan tersebut dapat diatasi, teknik ini bisa merevolusi penelitian dengan menyediakan model kulit yang bisa lebih efektif dan lebih baik daripada dengan hewan. Organoids kulit ini tidak hanya mendorong penelitian penyakit kulit dan kanker, suatu hari mereka bahkan bisa memberikan alternatif yang lebih baik ketimbang pencangkokan kulit tradisional. Digitalmania. (AN).