Digitalmania – Setiap orang punya caranya sendiri saat mengunci smartphone, dari yang paling simpel sampai dengan cara yang rumit. Dari kode sandi sederhana hingga otentikasi biometrik, ada beberapa opsi untuk mengunci ponsel Android, tapi yang mana yang lebih aman dari yang lain?
Ketika orang menjadi lebih sensitif tentang privasi dan keamanan data mereka, mungkin Anda akan berpikir bahwa banyak orang yang mengamankan ponsel mereka setidaknya dengan otentikasi atau lainnya. Namun, itu semua jauh dari fakta. Menurut sebuah laporan oleh Pew Research Center, hampir sepertiga orang Amerika tidak menggunakan kunci layar apa pun.
Sebagai negara yang telah dianggap sebagai adi kuasa dalam segala hal termasuk dalam pengembangan teknologi, adalah miris mendengar jika warga negara AS banyak yang enggan mengunakan kunci layar. Menimbulkan pertanyaan, bagaimana dengan negara lain.
Untuk mengingatkan, mari kita menggali sedikit lebih dalam dan mencari metode otentikasi berbeda yang ditawarkan perangkat Android Anda.
Kunci pola
Kunci pola, seperti namanya, adalah kunci yang mengharuskan pemilik untuk memasukkan pola tertentu yang mereka buat untuk membuka kunci perangkat mereka. Sejauh pilihan kunci layar berjalan, kunci pola dapat dianggap sebagai opsi keamanan tingkat menengah yang terbaik. Jari bisa membuat semudah menggambar huruf L atau Anda bisa membuat polanya lebih sulit dengan menggambar bentuk yang rumit. Semakin sederhana polanya, semakin mudah bagi pengintip untuk mengingatnya jika mereka mengawasi Anda.
Dari sebuah penelitian menemukan bahwa dengan pola sederhana pengintip berhasil menciptakan pola gesek 64.2% dari waktu setelah melihatnya sekali, dengan banyak pengamatan, risiko itu meningkat. Anda dapat meningkatkan keamanan dengan memilih pola yang lebih canggih. Namun secara umum, PIN atau kata sandi merupakan opsi yang lebih aman.
PIN/kata sandi
Hal yang paling umum dilakukan oleh kebanyakan orang untuk mengunci perangkat Android adalah denganopsi kunci PIN/kata sandi, karena itu adalah kode yang diminta oleh kartu SIM untuk dimasukkan kapan pun Anda mematikan dan menghidupkan telepon. Banyak versi Android akan memungkinkan untuk mengatur kode empat digit, tetapi jika peduli dengan keamanan Anda, disarankan memilih kode PIN yang lebih panjang.
Jika ingin meningkatkan keamanan kunci layar, Anda harus memilih kata sandi yang memasukkan huruf, angka dan karakter khusus dan membuatnya setidaknya 8 karakter. Mungkin sedikit lebih sulit untuk mengingat dan mengetik, tetapi dalam jangka panjang, ini akan menjamin keamanan secara berkelanjutan. Dan untuk membuatnya jauh, jauh lebih aman lagi, cobalah untuk mengaktifkan fitur untuk menghapus ponsel setelah sejumlah upaya login gagal.
Kunci biometrik sidik jari
Yang berikutnya yang perlu jadi perhatian adalah fingerprint biometric lock atau kunci sidik jari yang dianggap sebagai salah satu cara tercepat untuk mengamankan ponsel pintar. Dengan meletakkan jari pada pembaca, telepon akan terbuka dalam sepersekian detik.
Tapi apakah metode ini terbukti aman? Nah, sebagian besar orang menganggap bahwa dengan metode ini akan sulit bagi pelaku kejahatan siber dapat membobol kunci biometrik.
Namun, bypass kunci sidik jari tidak sepenuhnya mustahil. Sidik jari dapat dicuri dari foto dan sumber lain, kemudian dibuat ulang, bahkan hanya dengan printing 2D, dan kemudian digunakan untuk mem-bypass kunci biometrik. Pada tahun 2017, seorang peneliti keamanan dapat membuat ulang sidik jari Menteri Pertahanan Jerman dari foto-foto resolusi tinggi.
Pindai wajah
Kunci biometrik ini melakukan persis seperti yang dikatakannya: ia memindai wajah Anda. Meskipun Anda akan membayangkan bahwa prosesnya cukup canggih dan memerlukan banyak keajaiban teknologi, kenyataannya pada dasarnya ini bergantung pada kamera depan dan beberapa perangkat lunak.
Kamera memindai gambar wajah dan kemudian mengandalkan algoritma pengenalan wajah untuk memverifikasi wajah Anda. Kecepatan membuka kunci juga tergantung pada ponsel Anda dan kualitas kamera yang menghadap ke depan.
Tapi dari sudut pandang keamanan siber, metode ini juga tidak terlalu menjamin, karena peretas dapat mengelabuinya dengan foto wajah Anda. Sebenarnya, para peneliti melakukan tes pada 110 smartphone yang berbeda dan apa yang mereka temukan tidak memberikan gambaran yang bagus. Secara umum, memiliki kunci biometrik sidik jari yang dikombinasikan dengan kode sandi adalah cara yang lebih aman untuk dilakukan.
Fitur khusus merek
Berbagai merek smartphone juga melakukan tindakan keamanan biometrik dengan menambahkan fitur khusus untuk meningkatkan keamanan perangkat mereka. Mulai dari berbagai level pemindaian wajah hingga pemindaian iris/mata. Samsung, misalnya, memiliki versi pemindaian iris sendiri, yang cukup mudah diatur.
Selain itu, mereka juga mempertimbangkan apakah Anda memakai kacamata atau tidak. Teknologi ini menggunakan LED inframerah untuk menerangi mata Anda sementara kamera fokus sempit menangkap pola iris dan smartphone memproses informasi itu. Kedengarannya sangat canggih, bukan? Tetapi apakah itu aman? Nah, tim peretas white hat yang menggunakan kamera dengan fitur inframerah mampu mengelabui ponsel Samsung pertama yang menawarkan fitur tersebut.
Kombinasi kunci
Ada cukup banyak opsi kunci untuk dipilih, akan lebih bijaksana untuk memilih kombinasi fitur dan tidak hanya mengandalkan satu pilihan saja.
Bisa dibilang pilihan teraman dalam daftar kunci ponsel adalah PIN atau kata sandi tepercaya yang cukup panjang, dengan pemindaian sidik jari berikutnya. Opsi apa pun yang Anda pilih, mengamankan telepon sejak sedini mungkin akan menyelamatkan seluruh data yang tersimpan dalam ponsel pintar Anda dari ancaman bahaya siber apa pun. Digitalmania. AN