
Credit image: Freepix
Perkembangan teknologi dan digital telah membawa perubahan revolusioner dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari kemudahan berkomunikasi, berbelanja, hingga mengakses informasi tanpa batas, internet dan perangkat pintar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari eksistensi modern.
Namun, di balik kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan, tersimpan pula ancaman siber yang mengintai, terutama yang berkaitan erat dengan perilaku digital kita sehari-hari.
Tanpa kesadaran dan kehati-hatian, jejak digital yang kita tinggalkan setiap hari dapat menjadi pintu masuk bagi para pelaku kejahatan siber.
Bahaya Siber Paling Umum

Salah satu bahaya siber yang paling umum dan seringkali diremehkan adalah phising. Teknik penipuan ini memanfaatkan email, pesan singkat, atau media sosial untuk mengelabui korban agar memberikan informasi pribadi yang sensitif, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau informasi perbankan.
Dalam perilaku digital sehari-hari, kita seringkali terburu-buru membuka email atau mengklik tautan tanpa memeriksa keaslian pengirimnya. Ketidaktelitian ini menjadi celah bagi para pelaku phising untuk menjerat korban.
Selain phising, kebiasaan menggunakan kata sandi yang lemah dan berulang juga menjadi pintu masuk empuk bagi serangan siber. Banyak orang cenderung menggunakan kata sandi yang mudah ditebak atau menggunakan kata sandi yang sama untuk berbagai akun online.
Ketika satu akun berhasil diretas, akun-akun lain pun berisiko ikut terkompromi. Perilaku ini, yang seringkali didasari oleh kemudahan mengingat, justru meningkatkan kerentanan kita terhadap pencurian kredensial.
Interaksi di media sosial juga menyimpan potensi bahaya siber. Kebiasaan berbagi informasi pribadi secara berlebihan, seperti alamat rumah, tanggal lahir, atau rencana liburan, dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber untuk melakukan rekayasa sosial atau bahkan perampokan fisik.
Selain itu, tautan-tautan mencurigakan yang tersebar di media sosial juga seringkali menjadi jebakan malware atau situs phising yang dirancang untuk mencuri informasi pengguna.
Penggunaan jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman merupakan perilaku digital lain yang meningkatkan risiko serangan siber. Saat terhubung ke jaringan Wi-Fi publik tanpa menggunakan Virtual Private Network (VPN), data yang kita kirim dan terima dapat dengan mudah diintip oleh pihak ketiga yang memiliki niat jahat. Aktivitas seperti login ke akun penting atau melakukan transaksi keuangan sebaiknya dihindari saat menggunakan jaringan Wi-Fi publik tanpa perlindungan tambahan.
Terakhir, kurangnya kesadaran akan pentingnya pembaruan perangkat lunak juga dapat menjadi celah keamanan. Pembaruan perangkat lunak seringkali mengandung patch keamanan yang menambal kerentanan yang dieksploitasi oleh pelaku kejahatan siber. Mengabaikan pembaruan berarti membiarkan pintu terbuka bagi serangan malware dan eksploitasi sistem.
Baca juga: Tren Ancaman Keamanan Teknologi Informasi |
Meningkatkan Keamanan Perilaku Digital

Setelah mengungkapkan bahaya tersembunyi di balik kemudahan teknologi, tahap selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan keamanan perilaku digital, berikut tipsnya:
- Berpikir Sebelum Berklik: Selalu verifikasi keaslian pengirim email, pesan, atau tautan, terutama yang meminta informasi pribadi atau tindakan mendesak. Jangan terburu-buru mengklik tautan atau mengunduh lampiran dari sumber yang tidak dikenal.
- Gunakan Kata Sandi yang Kuat dan Unik: Ciptakan kata sandi yang panjang, kompleks, dan berbeda untuk setiap akun online Anda. Pertimbangkan penggunaan pengelola kata sandi untuk memudahkan pengelolaan.
- Batasi Informasi Pribadi di Media Sosial: Berhati-hatilah dalam berbagi informasi pribadi di platform media sosial. Atur privasi akun Anda dan hindari membagikan detail sensitif secara publik.
- Gunakan Jaringan Wi-Fi Publik dengan Aman: Hindari melakukan transaksi penting atau mengakses akun sensitif saat terhubung ke jaringan Wi-Fi publik tanpa menggunakan VPN untuk mengenkripsi koneksi Anda.
- Perbarui Perangkat Lunak Secara Teratur: Aktifkan pembaruan otomatis untuk sistem operasi, aplikasi, dan perangkat lunak keamanan Anda untuk menambal kerentanan yang diketahui.
- Aktifkan Otentikasi Dua Faktor (2FA): Sebisa mungkin, aktifkan 2FA untuk lapisan keamanan tambahan pada akun-akun penting Anda. Ini akan memerlukan kode verifikasi selain kata sandi saat login.
- Tinjau Izin Aplikasi: Secara berkala tinjau izin akses yang telah Anda berikan kepada aplikasi di perangkat Anda dan cabut izin yang tidak diperlukan.
- Waspadai Penipuan Online: Edukasi diri Anda tentang berbagai jenis penipuan online dan selalu waspada terhadap tawaran atau permintaan yang mencurigakan.
- Gunakan Perangkat Lunak Keamanan: Instal dan perbarui perangkat lunak antivirus dan anti-malware yang terpercaya di perangkat Anda untuk mendeteksi dan mencegah ancaman.
Menyadari bahaya siber yang terkait dengan perilaku digital sehari-hari adalah langkah pertama dalam melindungi diri. Dengan meningkatkan kewaspadaan, menerapkan praktik keamanan siber yang baik, dan membiasakan diri untuk berpikir dua kali sebelum bertindak di dunia digital.
Dengan semua itu, kita dapat mengurangi risiko menjadi korban kejahatan siber dan menikmati manfaat teknologi dengan lebih aman. Pendidikan dan kesadaran akan keamanan siber harus menjadi bagian integral dari literasi digital di era modern ini.
Sumber berita: