Digitalmania – Mereka mungkin kecil, tetapi nyamuk menyebabkan jutaan kematian setiap tahun dengan menyebarkan penyakit seperti malaria dan demam berdarah. Penelitian baru menunjukkan kita bisa menyingkirkan pengacau mematikan ini menggunakan teknik rekayasa genetika yang dikenal sebagai gen drive , jika kita mau mengambil risiko secara permanen mengubah ekosistem kita.
Gen drive Gen drive adalah teknologi rekayasa genetika yang dapat menyebarkan rangkaian gen tertentu di seluruh populasi. Gen drive dapat muncul melalui berbagai mekanisme. Mereka telah diusulkan untuk menyediakan cara yang efektif untuk memodifikasi populasi tertentu secara genetika dan seluruh spesies.
Gen drive memungkinkan peneliti melakukan perubahan pada satu organisme yang kemudian diturunkan ke keturunannya, seperti bom waktu genetik. Dengan menggunakan teknik ini, para peneliti dari Imperial College London benar-benar menghapus populasi Anopheles Gambiae yang terkurung, spesies nyamuk yang menyebarkan malaria di Afrika sub-Sahara.
Edit Gen
Para peneliti menggunakan CRISPR, singkatan dari Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats, dan merupakan sebuah metode gene editing yang telah banyak digunakan untuk memodifikasi gen pada beberapa sistem model, termasuk zigot hewan dan sel manusia. CRISPR sangat menjanjikan bagi masa depan riset dasar sampai dengan aplikasi klinis. Untuk memodifikasi gen yang bertanggung jawab untuk menentukan jenis kelamin pada 150 nyamuk jantan. Perubahan itu membuat gen laki-laki dominan, seiring waktu, dengan populasi yang berhenti memproduksi perempuan, mendorong mereka untuk punah.
Para peneliti menambahkan nyamuk yang diubah secara genetik ini ke populasi yang dikurung dari 450 nyamuk jantan dan betina yang tidak diubah untuk bereproduksi bersama mereka. Peretasan gen berhasil. Generasi berikutnya dari betina menunjukkan karakteristik pria dan wanita, tidak bisa menggigit, dan tidak dapat bertelur. Pada generasi kedelapan, tidak ada betina sama sekali dalam populasi.
Ini adalah pertama kalinya para ilmuwan melihat dorongan gen secara efektif menekan seluruh populasi. Tetapi mengetahui bahwa teknologi bekerja hanyalah salah satu bagian dari proses. Pada bagian selanjutnya menjadi lebih sulit, karena juga perlu mencari tahu apakah edit gen dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan jika dilakukan di luar lab. Sayangnya, itu adalah sesuatu yang mungkin tidak dapat kita ketahui sampai kita benar-benar melakukan percobaan di alam liar. Andrea Crisanti, peneliti utama dalam studi Imperial College, mengatakan dalam siaran pers bahwa hal ini mungkin tidak akan terjadi selama lima sampai 10 tahun. Digitalmania. (AN).