Digitalmania – Donald Trump adalah kata lain dari kontroversi, bahkan setelah terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat, Trump belum berubah sedikit pun, masyarakat muslim dan para pendatang harus bersiap-siap dengan kebijakannya yang mungkin bisa sangat diskriminatif.
Masih segar dalam ingatan kita, saat kampanye pilpres lalu, Trump seringkali menunjukkan kebenciannya kepada umat Islam. Ia seringkali mengeluarkan statmen-statmen dan janji-janji kebijakan yang memusuhi umat muslim apabila dirinya menjadi Presiden Amerika dan tampaknya hal itu mulai dilakukannya.
Trump berinisiatif untuk membangun data register umat muslim yang ada di Amerika Serikat. Terkait permintaan tersebut seluruh pekerja teknologi di Amerika telah bersatu dan mengambil sikap untuk menolak. Sebanyak 2600 pekerja di bidang teknologi enggan memenuhi permintaan Trump. Menurut mereka pembentukan data register umat muslim di Amerika bisa dampak buruk yang bisa merugikan Amerika sendiri.
Di tengah penolakan tersebut, Trump bisa jadi masih menemukan celah untuk bisa mendapatkan data register umat Islam di Amerika Serikat. Caranya adalah dengan meminta data pengguna Facebook. Karena biasanya pengguna Facebook memasukkan data-data pribadinya pada akun masing-masing. Termasuk di antaranya adalah data terkait agama.
Trump bisa menggunakan kekuasaan besar ditangannya untuk mewujudkan keinginannya, salah satunya dengan menggunakan perintah pengadilan seperti yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat beberapa bulan lalu saat mereka menekan Yahoo, Google, Apple dan perusahaan teknologi lain dengan alasan keamanan nasional dari bahaya terorisme. Hal itu sangat mungkin dilakukan lagi dengan alasan yang sama. Facebook juga harus berhati-hati dari upaya peretasan dari pihak agensi Amerika Serikat yang pernah melakukan hal serupa pada Yahoo. Digitalmania. (AN)