Digitalmania – Setiap hari kita mengeksploitasi berbagai hal yang terkandung di Bumi begitu pun yang ada di permukaannya. Parahnya, kita sering tak peduli dan membiarkan melakukannya sambil merusak ekosistem Bumi demi memuaskan dahaga kita memenuhi kebutuhan sehari-hari. Banyak yang kini mulai peduli dan mencoba cari jalan keluar yang sama-sama menguntungkan.
Industri luar angkasa saat ini terdengar sangat masuk akal ketimbang beberapa puluh tahun lalu. Mengumpulkan sumber daya dari planet lain atau asteroid daripada menghabiskan sedikit yang tersisa di Bumi bisa menjadi kunci untuk memastikan bahwa manusia bertahan hidup, mengembalikan keasrian planet kita agar dapat diwariskan pada anak cucu di masa depan.
“Tata surya dapat mendukung industri miliaran kali lebih besar daripada yang kita miliki di Bumi,” Phil Metzger, seorang ilmuwan planet di University of Central Florida.
Investasi luar Bumi
Tuntutan memperbaiki Bumi agar dapat bertahan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dengan populasi yang terus meningkat mendorong dilakukan suatu terobosan seperti membangun industri di luar angkasa. Poin yang menjadi argumen Planetary Resources Inc selama dekade terakhir dengan mengumpulkan dana untuk menjadi pelopor pengumpulan sumber daya luar Bumi.
Planetary Resources Inc misalnya, telah mengumpulkan puluhan juta dana untuk mengembangkan teknologi penambangan asteroid. Tetapi masalah keuangan masih menjadi kendala bagi mereka sehingga harus menunda misi pencarian calon asteroid pertamanya tanpa batas.
Sebelum pabrik dan tambang luar angkasa menjadi kenyataan, masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, para ilmuwan baru hanya membuat langkah-langkah awal menuju masa depan sejauh ini. Hanya lima tahun yang lalu, startup Made In Space yang berbasis di California menjadi perusahaan pertama yang mencetak objek dalam gravitasi nol.
Perusahaan yang sama mencetak kontrak besar dengan NASA pada tahun 2018 untuk mengembangkan “sistem manufaktur logam hibrida untuk eksplorasi ruang angkasa.” Idenya adalah untuk mencetak suku cadang menggunakan logam kelas aerospace seperti titanium dan aluminium.
Dan badan antariksa Jepang JAXA baru-baru ini berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasa Hayabusa2-nya di asteroid kecil, bahkan menembakkan peluru dan menjatuhkan bom di permukaannya untuk mengumpulkan sampel.
Namun upaya ini masih jauh dari masa depan di mana penambangan asteroid dapat mendukung peradaban manusia di ruang angkasa. Kita bahkan belum mengetahui negara mana yang akan menyebut sumber daya itu sebagai milik mereka masalah yang pasti akan menimbulkan beberapa kegelisahan politik.
Tetapi waktu hampir habis, perubahan iklim dan sumber daya yang semakin menipis memaksa kita untuk melihat melampaui planet asal kita. Semoga kita bisa melakukan transisi sebelum terlambat. Digitalmania. (AN).