Digitalmania – Aplikasi Meitu yang mampu mengubah foto menjadi gambar anime yang menarik belakangan dapat tudingan telah melanggar privasi pengguna, aplikasi dinilai meminta izin mengakses data pengguna dengan terlalu berlebihan, bagi kalangan penggila selfie yang memahami teknologi dan keamanan siber menganggap ada potensi pelanggaran data pada aplikasi ini.
Kecurigaan adanya pelanggaran data disebabkan banyaknya permintaan izin dimulai saat mengunduh Meitu, yang paling mencurigakan dari permintaan izin tersebut adalah saat aplikasi editing foto perlu izin akses ke lokasi GPS, informasi ID perangkat dan nomor dalam panggilan telepon, untuk aplikasi foto meminta izin seperti itu, tentu ini sangat aneh.
Kecurigaan ini akhirnya semakin menyebar dan membuat heboh dunia maya sehingga pihak Meitu merasa gerah dan perlu mengambil tindakan dengan memberikan klarifikasi beberapa izin akses yang terlalu berlebihan dan tidak perlu. Juru bicara Meitu menyatakan, Meitu secara tegas mengungkapkan tidak pernah menjual data pengguna kepada pihak lain.
Mereka beralasan karena Meitu berkantor pusat di Cina, banyak dari layanan pelacakan pekerjaan yang disediakan oleh toko aplikasi semacam Play Store dan Apple App Store diblokir. Untuk menyiasati hal ini, Meitu menggunakan kombinasi pihak ketiga dan sistem pelacakan data pekerjaan untuk memastikan data pengguna terlacak konsisten. Selanjutnya, data yang dikumpulkan dikirim dengan aman, menggunakan enkripsi multilayer ke server dilengkapi dengan firewall canggih dan proteksi IDS, IPS untuk memblokir serangan eksternal.
Padahal, Meitu sedang naik daun sebab foto-foto ala anime atau kartun Jepang saat ini memang sedang populer di kalangan anak muda. Apalagi beberapa pekan ini Meitu memang menjadi aplikasi edit foto paling viral sekaligus populer. Terbukti aplikasi yang diklaim menggunakan filter editing terbaik ini meraih rating 4,5 yang didapatkannya dari ulasan pengguna dan sudah diunduh sebanyak 10 juta kali. Digitalmania. (FS)