Digitalmania – Anak-anak saat ini menghadapi tantangan dan risiko yang tidak pernah dialami generasi sebelumnya. Mereka hidup di dunia teknologi yang memberi mereka akses instan untuk terhubung dengan orang lain dan informasi di seluruh dunia.
Tetapi teknologi yang sama ini juga memberi mereka akses ke informasi dan orang-orang yang dapat membahayakan mereka. Mengingat bahwa Internet juga menjadi magnet untuk praktik yang kurang positif, anak-anak menjadi mangsa berbagai ancaman dan ini terbukti dengan paparan malware komputer.
Namun, navigasi dapat menjadi rumit. Misalnya, mengunduh dari internet bisa benar atau salah, bergantung pada berbagai faktor; mengunduh beberapa perangkat lunak dapat menyebabkan komputer terinfeksi perangkat lunak berbahaya sementara dalam kasus lain unduhan dapat diterima dengan baik.
Oleh karenanya anak-anak harus ditanamkan pengetahuan tentang malware semenjak dini, karena malware akan selalu mengiringi kehidupan maya mereka sejak mengenal dunia digital, dengan mengetahui risiko yang mereka hadapi, anak akan jauh lebih mawas diri dan tidak salah langkah.
Apa itu malware?
Mari kita mulai dengan kata malware. Kata ini adalah campuran dari kata “malicious” dan “software” dan digunakan sebagai istilah untuk program komputer berbahaya, biasanya dipasang tanpa sepengetahuan korban. Meskipun istilah ini mencakup alat dengan berbagai fungsi dan tingkat kecanggihan yang berbeda, kesamaan yang dimiliki semua alat tersebut adalah niat yang tidak benar dari pengembang atau operatornya.
Secara garis besar, malware dapat dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat kerusakan yang dapat ditimbulkannya kepada korban:
-
- Potentially unwanted applications (PUA)
PUA dikenal sebagai “zona abu-abu”. Jenis perangkat lunak ini mungkin tidak langsung merusak, tetapi sering kali mengganggu atau menipu. PUA dapat mencakup berbagai toolbar browser, software yang menampilkan iklan yang tidak diinginkan, software mining cryptocurrency tanpa sepengetahuan pengguna, dan lain-lain.
-
- Malware komoditas
Kategori besar kode berbahaya dengan maksud yang jelas untuk merugikan korban, seperti dengan mencuri data, sandi, mencuri uang dari rekening bank mereka, memata-matai, atau memeras uang dari mereka. Tujuan di balik sebagian besar malware “klasik” semacam itu adalah uang. Malware dapat dipecah menjadi kategori lebih lanjut berdasarkan fungsinya – ransomware, spyware, downloader, keylogger, backdoor, adware, dan banyak lagi.
-
- Advanced Persistent Threats (APT)
Jenis kode berbahaya yang paling canggih secara teknis dibuat oleh tim pengembang malware yang berpengalaman dan dibayar dengan baik. APT biasanya menargetkan infrastruktur kritis, distribusi energi, lembaga pemerintah, atau sistem lalu lintas dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada fungsi kota atau seluruh negara. Itu juga alasan mengapa mereka terkadang disebut cyberweapon. Pengguna komputer biasa kemungkinan tidak akan menghadapi ancaman seperti itu tetapi dapat dipengaruhi oleh konsekuensi dari serangan APT.
Di mana anak bertemu malware
Malware ada dimana-mana secara online, jejaring sosial, ruang obrolan, kotak masuk email, streaming video, dan situs web game. Malware dapat bersembunyi di balik tautan atau lampiran apa pun yang tampak tidak berbahaya.
Atau bahkan dapat berjalan di dalam browser, saat Anda atau anak Anda mengunjungi situs web yang disusupi. Ponsel cerdas dan tablet juga bukan zona bebas malware, aplikasi berbahaya diketahui bersembunyi di balik aplikasi yang tampaknya aman dan menyenangkan, yang terkadang bahkan ada di toko aplikasi Android resmi.
Meskipun ada banyak cara yang secara teknis canggih untuk menginfeksi sistem dan memastikan penyebaran malware lebih lanjut, salah satu cara paling efektif adalah mengincar titik terlemah dalam sistem keamanan, yakni manusia. Dan jika manusia itu adalah anak yang ingin tahu, “tugas” peretas menjadi lebih mudah.
Menggunakan social engineering, teknik memanipulasi psikologis seseorang, peretas dapat mengelabui anak agar mengklik tautan atau membuka lampiran berbahaya, memberikan data sensitif, atau memberi mereka berbagai izin yang mengganggu
Tanpa menyadari bahaya ini, anak-anak mungkin juga secara tidak sengaja mengekspos keluarga mereka ke berbagai ancaman dan masalah dunia maya, seperti malware perbankan yang dapat mencuri detail kartu kredit dan informasi sangat sensitif lainnya.
Cara lindungi anak
Agar anak terhindar menjadi korban malware, orangtua harus berperan aktif membimbing mereka dengan cara belajar lebih banyak tentang keamanan siber dan perkembangan terkininya, berikut beberapa tipsnya:
-
- Instal solusi keamanan yang andal di semua komputer yang digunakan di keluarga, untuk menjaganya tetap aman dari penyusup jahat. Perangkat seluler yang menjalankan Android dapat dilindungi oleh perangkat lunak keamanan seluler terkemuka. Solusi ESET akan secara otomatis menjalankan pemindaian pada setiap file yang diunduh dan memblokir semua item berbahaya, menjaga perangkat tetap aman.
- Selalu perbarui sistem operasi, aplikasi, dan perangkat lunak lain serta browser di perangkat keluarga. Ini menjadi penting dalam mencegah serangan yang mengandalkan kerentanan yang belum ditambal.
- Ajari anak untuk berhenti dan berpikir sebelum mengeklik tautan dan tombol unduh, karena banyak di antaranya yang dapat menipu, yang mengarah ke penipuan atau situs web berbahaya.
- Jika anak ingin mengunduh software baru, arahkan mereka ke situs developer asli software tersebut atau ke toko online resmi. Tetap berpegang pada sumber resmi menurunkan kemungkinan tidak sengaja mengunduh tambahan yang berbahaya atau tidak diinginkan bersama dengan program yang diinginkan.
- Menggunakan aplikasi parental control yang memiliki reputasi baik, setelah kesepakatan dengan anak Anda, dapat membantu membuat bingkai yang aman.