Seorang penipu akan terus berimprovisasi untuk mendapatkan cara baru agar bisa memperdaya pengguna internet, apalagi mereka yang masih hijau, polos dan mudah percaya. Dan buruknya, di era digital seperti saat ini telah membuka jalan bagi scammers menggunakan cara-cara baru untuk membidik calon korbannya, terutama dalam mengumpulkan berbagai data pribadi yang bisa dimanfaatkan.
Penipuan online berevolusi seiring perkembangan teknologi menjadi beragam bentuk dan semakin canggih, tetapi bagi mereka yang waspada dan dibekali pengetahuan tentang ancaman akan sangat membantu melindungi dirinya tetap aman. Lantas apa yang dapat dilakukan orang dan bisnis di seluruh dunia untuk menghindari menjadi korban penipuan, berikut paparannya.
Jangan menunggu jadi korban
Bagi bisnis dan orang kebanyakan yang hidup di era yang serba terhubung seperti sekarang, selalu ingin segala sesuatu dilakukan secara praktis, mudah dan cepat, apakah itu dalam hal pekerjaan, berbelanja atau makan dan minum. Kondisi semacam ini merupakan hal yang lumrah di masa sekarang, akan tetapi penipu online sangat memahami hal ini juga, mereka akan berupaya memanipulasi kebutuhan terutama yang mendasar, memanfaatkan ketidakhati-hatian, kecerobohan, ketidaksabaran dan ketidaktelitian seseorang dan menjeratnya.
Langkah-langkah pencegahan sebenarnya bukan hal yang sulit untuk diterapkan, yang menghambat biasanya karena kemalasan, malas untuk membaca, malas mencari tahu dan belajar tentang perkembangan di dunia siber termasuk ancaman di dalamnya, lebih buruk lagi tidak sedikit yang meremehkan keamanan dirinya sendiri karena terlalu percaya diri, bahwa dirinya tidak akan menjadi korban kejahatan siber.
Perlu untuk diketahui bahwa untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap pencurian identitas mungkin memakan waktu 3-5 jam, tetapi pulih dari pencurian identitas dapat berlangsung antara 100-200 jam selama periode enam bulan. Untuk mengamankan diri, perlu tekad tersendiri, ingatlah pepatah leluhur yang mengatakan “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”.
Sementara untuk bisnis, risikonya bertambah, penipuan dapat memengaruhi operasi harian bisnis dan bicara keterbukaan, jika terjadi hal yang buruk, sesuai dengan aturan yang mewajibkan perusahaan membuka diri dan harus mengungkapkannya ke publik, hal ini dapat menyebabkan hilangnya reputasi dan berpotensi menciptakan suasana ketidakpercayaan dari pelanggan.
Oleh karena itu, untuk mencegah penipuan baik sebagai bisnis atau warga negara harus menjadi prioritas utama yang harus dilakukan. Jangan menunggu untuk menjadi korban dulu baru mulai bertindak, pencegahan harus dilakukan di depan bukan setelahnya. Berikut tips untuk mencegah penipuan online seperti penipuan perbankan dan pencurian identitas:
-
Ketika ditanya tentang informasi pribadi, baik online maupun offline, selalu pertimbangkan apakah pemohon benar-benar membutuhkan informasi tersebut.
-
Jangan membagikan informasi pribadi di media sosial.
-
Ketika membuat kartu kredit dan buatlah peringatan yang membantu untuk memperingatkan ketika seseorang mengakses akun Anda.
-
Pertimbangkan untuk mengunci atau membekukan akun kredit Anda untuk menghentikan akses oleh pihak ketiga mana pun, relatif mudah dilakukan dan membukanya saat membutuhkannya.
-
Dan lakukan semua hal di atas untuk anak-anak Anda juga, jangan biarkan seseorang mencuri identitas mereka sebelum mereka bahkan mulai menggunakannya sendiri.
-
Periksa laporan bank dan keuangan secara berkala dan waspadai transaksi aneh atau tidak dikenal.
-
Periksa surat fisik yang masuk tepat waktu, bank dan otoritas lainnya menggunakan sistem surat biasa untuk mengingatkan tentang perubahan atau akses ke beberapa aktivitas online untuk memastikan semua dilakukan oleh Anda.
-
Lindungi akun ponsel dari penukaran SIM, pastikan akun ponsel Anda memerlukan kode PIN atau kata sandi untuk mengeluarkan kartu SIM baru.
-
Gunakan kata sandi atau pass phrase yang kuat untuk mengamankan akun, dan jaga agar setiap akun diamankan dengan kata sandi atau pass phrase yang unik.
-
Bila mungkin aktifkan otentikasi multi faktor untuk mengamankan akun, baik menggunakan SMS atau aplikasi khusus untuk mengotentikasi login dan transaksi. Aplikasi khusus direkomendasikan karena memberikan perlindungan yang lebih besar jika menjadi korban pertukaran SIM.
-
Daftarkan untuk jaminan sosial dan pajak online, meskipun tidak ingin menggunakannya dalam sistem online sama sekali. Hal ini bertujuan agar tidak ada orang lain yang menggunakan data Anda untuk mendaftar sebagai Anda.
-
Mengamankan perangkat dengan perangkat lunak keamanan dan memastikannya selalu update.
Banyak hal di atas berlaku untuk bisnis juga, mengamankan rekening bank perusahaan memerlukan pengidentifikasi orang yang sama dengan mengakses akun pribadi. Bisnis harus mengadopsi praktik kesadaran keamanan siber untuk karyawan sebagai cara untuk memastikan mereka memahami apa yang harus dilakukan untuk menghindari penipuan online yang dapat merugikan perusahaan. Misalnya, melindungi terhadap phising untuk kredensial masuk dan serangan Business Email Compromise (BEC) dapat digagalkan melalui pendidikan dan kesadaran tentang bagaimana serangan social engineering ini terjadi. Berikut beberapa tips tambahan.
-
Periksa ejaan alamat web/URL di tautan email sebelum mengkliknya. Sebagian besar klien email memungkinkan penggunanya untuk melihat alamat email dengan mengarahkan mouse ke area yang dapat diklik, tanpa mengklik. Jika alamatnya tidak beres, maka jangan klik.
-
Jika mengklik sebuah tautan maka waspada ketika Anda sampai ke situs web, jika itu tidak terlihat benar atau tampak berbeda dari normal maka jangan masukkan informasi apa pun.
Jangan mengklik tautan dalam email yang membawa Anda ke halaman masuk, misalnya jangan pernah mengklik tautan di pesan dari bank, upayakan untuk selalu mengetik alamat secara manual ke dalam browser dan mengakses bank secara langsung. -
Jika Anda tidak mengenali email atau merasa lampirannya mencurigakan, jangan buka atau unduh.