Digitalmania – Dunia kedokteran terus berbenah mencari cara terbaik dalam melakukan pembedahan atau operasi terhadap pasien, namun keterbatasan manusia membuat beberapa operasi sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dapat dikerjakan. Untuk mengatasi kendala ini berbagai eksperimen dilakukan, salah satunya adalah dengan menciptakan robot bedah.
Para peneliti dari Nuffield Department of Clinical Neurosciences Universitas Oxford memulai uji klinis untuk menguji PRECEYES Surgical System, robot yang dirancang untuk melakukan operasi pada retina. Pada hari Senin, mereka mempublikasikan hasil uji operasi mata dibantu robot dalam jurnal Nature Biomedical Engineering.
Dalam operasi tersebut, seorang ahli bedah menggunakan joystick untuk mengontrol lengan sistem PRECEYES. Dokter dapat menggunakan berbagai instrumen ke lengan robot, dan karena sistemnya robotik, ia tidak akan mengalami getaran sedikit pun seperti yang biasanya dialami oleh manusia.
Dalam uji coba PRECEYES, para peneliti melibatkan 12 pasien yang memiliki masalah dengan selaput pada retina mata yang ingin dikeluarkan. Dokter melakukan enam operasi dengan cara tradisional, sementara pasien lainnya menjalani operasi mata dengan bantuan robot.
Pembedahan dimulai dengan sayatan kecil tepat di atas pupil. Sedang untuk versi robot, ahli bedah memasukkan robot melalui sayatan kurang dari 1 mm, sedikit di bawah pupil. Lalu memisahkan membran dari retina, kemudian mengeluarkan membran dari mata melalui lubang yang sama seperti saat masuk. Dalam operasi yang dilakukan tanpa robot, ahli bedah melakukan ini secara manual, menggunakan instrumen mikro sambil melihat melalui mikroskop operasi.
Semua 12 operasi berhasil dijalankan dengan baik. Dalam beberapa kasus, robot membuat ahli bedah lebih efektif daripada biasanya, menurut siaran pers Oxford. Pada fase kedua uji coba, ahli bedah menggunakan robot pada tiga pasien untuk melarutkan perdarahan bawah retina yang bisa menyebabkan kehilangan penglihatan. Pembedahan itu juga sukses.
Pembedahan mata dengan bantuan robot memang memakan waktu sekitar tiga kali lebih lama daripada cara tradisional, tetapi pemimpin uji coba Robert MacLaren mengatakan bahwa itu hanya karena ahli bedah tidak terbiasa dengan robot dan bergerak perlahan karena berhati-hati.
Sekarang para peneliti memiliki bukti bahwa mereka dapat menggunakan PRECEYES untuk prosedur operasi rutin, kini mereka mengalihkan perhatian untuk operasi yang jauh lebih sulit. PRECEYES memungkinkan ahli bedah untuk secara langsung membuka blokir pembuluh darah atau menyuntikkan perawatan langsung ke saraf optik pasien, dua operasi yang saat ini tidak mungkin dilakukan.
PRECEYES masih dalam pengembangan saat ini seperti beberapa robot bedah lain, meskipun belum dapat bekerja secepat yang dilakukan oleh manusia, presisi mereka akan mengurangi risiko dan membuka pintu kemungkinan untuk melakukan berbagai operasi yang belum pernah dilakukan. Digitalmania. (VA).