Digitalmania – Ketika kita memikirkan polusi udara, kita mungkin memikirkan emisi kendaraan dan kontribusinya yang signifikan terhadap perubahan iklim global. Namun, dalam sebuah studi baru-baru ini yang dipimpin oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), para ilmuwan menemukan bahwa kontributor utama polusi udara perkotaan sebenarnya merupakan persaingan yang erat antara emisi kendaraan dan produk kimia yang diciptakan dari produk minyak bumi seperti parfum, pembersih, pestisida dan cat.
Temuan penelitian yang paling mengejutkan adalah bahwa produk ini berkontribusi terhadap polusi udara setara dengan keseluruhan polusi di sektor transportasi, walaupun orang menggunakan bahan bakar lebih banyak daripada yang mereka pakai untuk produk kimia berbasis minyak bumi. Padahal orang menggunakan bahan bakar 15 kali lebih banyak, lebih berat daripada produk kimia. Jadi bagaimana ini bisa terjadi?
Salah satu alasannya adalah produk kimia menghasilkan partikel kecil yang mampu merusak paru-paru manusia dengan kecepatan dua kali lebih tinggi dari sektor transportasi. Sifat kedua polutan ini dan bagaimana kita menggunakannya membuat dampaknya berbeda satu sama lain. Bensin biasanya disimpan di ruang kedap udara dan dibakar untuk melepaskan energi. Produk kimia dirancang untuk menguap, jadi alih-alih menyimpannya kita menggunakannya ke kulit dan rumah, dengan sengaja membiarkan mereka masuk ke udara.
Studi ini menemukan bahwa polusi udara saat ini yang dihasilkan oleh emisi kendaraan terlalu dilebih-lebihkan, sementara emisi dari produk kimia yang mencapai sekitar dua atau tiga kali lipatnya tidak terpantau dengan baik. Penelitian Environmental Protection Agency sebelumnya memperkirakan bahwa emisi menyumbang sekitar 75 persen emisi senyawa organik volatil (VOC), dan bahan kimia sekitar 25 persen. Studi baru menunjukkan rasionya berkisar 50:50, emisi dari kendaraan menurun jauh karena semakin banyak kendaraan yang tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil. Digitalmania. (VA).