Digitalmania – Daerah tertentu di Mars muncul awan di malam hari yang menurunkan hujan es dengan cepat dan di beberapa daerah, mungkin salju. Meskipun tidak diamati secara ketat, para periset telah mengembangkan model komputer baru yang meramalkan kondisi cuaca di planet merah.
Dalam teori sains sebelumnya pernah mengatakan bahwa curah hujan Mars pada badai memakan waktu hingga berjam-jam untuk turun satu mil. Pada ramalan yang baru waktu turun itu berubah menjadi beberapa menit dalam kondisi tertentu.
Singkatnya, badai salju yang turun lebih cepat bisa mempengaruhi bagaimana partikel, seperti debu dan bahan kimia bercampur di udara. Temuan baru, seperti yang disampaikan dalam sebuah studi di Nature’s Geoscience, mengungkapkan bahwa model ramalan ini masih bisa di-update lebih lanjut.
“Kita perlu menyelidiki apa dampak fenomena tersebut pada siklus global debu dan air di Mars,” Aymeric Spiga, peneliti planet di Université Pierre et Marie Curie dan penulis utama studi tersebut, mengatakan kepada media.
Kita tahu bahwa Mars memiliki salju sejak lama setelah probe Phoenix mendarat di planet ini pada tahun 2008 dan melaporkan adanya curah hujan yang sedingin es dan juga es. Spiga dan rekan-rekannya menggunakan data yang dikumpulkan oleh Mars Global Surveyor dan Mars Reconnaissance Orbiter yang keduanya nongkrong di orbit mengelilingi planet ini.
Mereka menemukan bahwa kondisi malam hari dapat membuat lapisan tipis awan cukup dingin untuk tidak stabil, yang dapat menyebabkan mereka menciptakan angin cepat yang membawa es dengan cepat ke permukaan. Model sebelumnya meramalkan bahwa butuh waktu berjam-jam agar partikel es turun satu mil, sementara badai ini bisa membuat mereka menjatuhkan es dalam jarak yang sama tapi dalam hitungan lima sampai sepuluh menit. Digitalmania. (FS)